" munculnya wacana kepemimpinan muda membuat sebagain politisi tua was-was dan harap cemas. Pasalnya secara tidak langsung merupakan early wearning bagi mereka, bahwa langkahnya menuju kursi kepemimpinan nasional 2009 bisa terganjal”“
Pemilu 2009 memang masih menunggu waktu beberapa bulan lagi. Namun, suhu politik mulai menampakan tensinya. Terlebih pasca dimunculkannnya wacana pemimpin muda dalam kepemimpinan nasional yang didengungkan oleh salah satu partai kontestan pemilu 2009. hal yang kemudian disikapi dengan adanya pro dan kontra. Pertanyaannya sudahkah saatnya kaum muda mengakuisisi kepemimpinan nasional yang selama ini diduduki keum tua?.
Menurut saya , pemilu 2009 adalah momentum yang paling tepat yaitu saatnya yang muda yang memimpin. Alasannya, masyarakat sudah bosan dengan kepemimpinann yang ada saat ini. Satu dasawarsa pasca reformasi 1998 yang ditandai dengan empat kali estafet kepemimpinan, tak mampu membawa perubahan yang signifikan. Kemiskinan, pengangguran, mahalnya pendidikan, KKN menjadi potret keseharian masyarakat yang sangat mudah untuk dijumpai dinegeri ini.
kePemimpinan muda saat ini bukan lagi sebagai sebuah alternative, melainkan lebih jauh merupakan kebutuhan dasar guna mewujudkan perubahan yanfg radikal . Hal ini didasarkan pada berbagai asumsi dasar,
Pertama; berkaca pada sejarah bangsa ini, tentu tak akan lepas dari peran kepemimpinan kaum muda. Pergerakan boedi utomo, sumpah pemuda, deklarasi kemerdekaan atau reformasi 1998 adalah buah karya kepemimpinan kaum muda.
Kedua; kegagalan politisi tua dalam mengemban amanah sebagai pemimpin bangsa. Empat kali berganti kepemimpinan ternyata urung membawa perubahan yang signifikan.
Ketiga; problematika bangsa yang sangat kompleks dan akut membutuhkan penanganan serius. Hanya Melalui tangan-tangan kaum mudalah dengan semangat, vitalitas dan keberanian akan mampu menyelesaikan masalah tersebut
Keempat; perlunya regenerasi kepemimpinan nasional. Karena jika tidak, dalam kurun beberapa tahun lagi akan terjadi suatau fase yaitu kekosongan kepemimpinan nasional. Karena politisi tua sudah ‘sepuh dan uzur” sementara kaum muda tidak mempunyai bekal pengalaman yang cukup.
Oleh karena itu kepemimpinan kaum muda saat ini menjadi sebuah kebutuhan mendesak yang harus terealisai, bukan hanya sekadar wacana.
Yang perlu diperhatikan adalah mengenai fenomena banyaknya partai yang ‘mengaku’ sebagai partainya kaum muda. Jangan sampai wacana kepemimpinan kaum muda hanya menjadi komoditas politik demi meraup kekuasaan, dengan menegasikan hakekat kepemimpinan iu sendiri yaitu mampu memimpin dan menggerakan perubahan menuju kesejahteraan masyarakat.
Menilik konsep kaum tua yang sekarang vis to vis dengan kaum muda, perlu berkaca pada dunia perwayangan . yaitu tokoh semar dan pandawa lima. Dimana Peran semar sebagai pamong yang memberikan wejangan kepada pandawa lima dalam meimpin negerinya. Begitu pula dengan kepemimpinan nasional saat ini dimana politisi tua seharusnya memposisikan dirinya sebagai guru bangsa dalam mengemong kaum muda dalam memipin bangsa.
0 Komentar