SEGALA_GALANYA BERAWAL DARI PETANI

” Petani bukanlah segala-galanya, tapi segala-galanya berawal dari petani”
mungkin itulah ungkapan yang paling tepat untuk menggambarkan kontribusi atas jasa besar petani yang sungguh tiada tara. profesinya telah mampu menjaga kelangsungan hidup umat manusia.

Akan tetapi profesi yang terkait dengan pertanian mulai dari tani, petani ataupun pertanian, tentunya tak lepas dari stigma, kemiskinan, kelas bawah, dan tradisional. hal inilah yang merupakan hantu bagi mereka (mahasiswa) untuk menekuni dunia pertanian. menjadi ‘petani’ pastilah identik dengan madesur (masa depan suram) dan penuh dengan resiko.
Bagi mereka (mahasiswa) adalah lebih enak menjadi seorang guru, akuntan, tekhnisi ataupun politikus. sehingga wajar saja jika, bangku kuliah dijurusan seperti ekonomi dan tekhnologi laris manis dan penuh bahkan sampai berbebut kursi. disi lain pemandangan berupa banyaknya bangku kosong dijumpai pada berbagai jurusan pertanian.
padahal disatu sisi pertanian merupakan sektor yang sangat fundamental dalam menyokong kelangsungan hidup suatu bangsa. namun dengan kondisi saat ini dimana sektor pertanian mengalami keloyoan, merupakan problema besar yang harus segera diatasi. karena, jika tidak kekhawatiran indonesia akan mengalami krisis pangan dapat menjadi suatu kenyataan. apalagi dengan melihat beberapa kasus yang belakangan terjadi, mulai dari kelangkaan kedelai sampai pada masalah impor beras, yang ternyata mampu menggoyang stabilitas ekonomi masyarakat.
ironis memang, di negeri yang dahulunya bisa banggga dengan sebutan macan asia, karena kemampunnnya dalam produktifitas pangan. namun sekarang justeru menjadi macan ompong, yang tak mempunyai taring lagi untuk berkoar. kelebihan potensi alam, yang bahkan diibaratkan sebagai tanah surga, nyatanya tak mampu dimanfaatkan. krisis pangan pun menjadi sesuatu yang tidak dapat dielakan. apalagi dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang terus bertambah jumlahnya.
lesunya minat kuliah dijurusan pertanian, kiranya perlu segera diatasi .salah satunya yaitu dengan melakukan perubahan paradigma atas petani itu sendiri. posisi petani selayaknyalah diposisikan sejajar dengan guru yang disemati sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. ketika banyak guru yang notabene kesejahteraannya sudah dijamin oleh negara, mereka terus saja menuntut kenaikan gaji. lantas kapan petani pernah menutnut kenaikan ‘gaji’nya.
padahal dinegara seperti amerika saja profesi petani mendapat perhatian yang serius dari pemerintah. negara berani mengalokasikan anggaran negara yang cukup besar guna memberikan subsidi kepada petani.

Posting Komentar

0 Komentar