pemilu 2009 memang masih bebarap bulan lagi, namun suhu politik mulai nampak tensinya. setidaknya dapat dilihat dengan adanya psy war yaitu adu wacana tentang konsep kepemimpinan yang ideal serta banyaknya iklan politik dimedia masa.dan juga telah ditetapkannnya tokoh-tokoh yang bakal menjadi calon anggota legislatif pada pemilu 2009 nanti.
lantas siapakah yang harus dipilh dalam pemilu nanti? agaknya terlalu dini dan subjektif untuk menyebutkan nama. namun setidaknya ada satu kepastian yaitu dilarang memilih politisi busuk. atau bahkan lebih tepatnya haram untuk memilihnya.
pasalnya, jika negeri ini diserahkan ketangan-tangan politisi busuk, maka negeri ini akan hancur. sebab, mereka hanya akan memanfaatkan bangsa untuk kepentingannya, yaitu pribadi dan parpolnya. ya, jadi haram untuk dipilih karena mereka hanya akan menyebarkan kemudharatan dan kemungkaran, daripada kemaruf’an (kebaikan). sebagaimana dalam terminologi islam, suatu perbuatan yang menyebabkan kemudharatan lebih besar dari pada kemaslahatnnya haram untuk dilakukan.
setidaknya ada bebrapa kriteriria untuk menjustifikasi seorang disebut politisi busuk. pertama, politisi yang kehadirannya ternyata hanya membuat kemudharatan (ketidakbaikan). kemudharatan disini banyak sekali variannya mulai dari prakti Korupsi, kolusi, Nepotisme, hingga perbuatan amoral yang bertentangan dengan norma masyarakat dan agama.
kedua, poitisi yang hanya sering mengumbar janji. beriklan diberbagai media, dengan bermacam slogan,akan tetapi relaitanya ’jarang berbuat’ untuk kemsalhatan masyarakat. bermilyaran rupiah uang dibuang percuma hanya untuk sekadar mendongrak popularitas. bukankah akan lebih bermanfaat dan berkontribusi umat jika uang tersebut disumbangkan kepada masyarakat, entah itu orang miskin ataupun anak yatim.
ketiga, politisi yang oportunis. mereka yang seolah menghalalkan pameo poitik yaitu ’yang abadi hanyalah kepentingan’. contoh kecilnya adalah partai politik yang gampang berubah pendirian, suatu ketika menanggap partai lain sebagai lawan. Sedangkan dilain waktu mereka tak malu untuk berkoalisi dengan dalih atas nama kepentingan bangsa dan negara.
Keempat, politisi yang pragmatis, yaitu mereka yang bertindak karena, ”ada udang dibalik batu”. Jika tidak ada yang menguntungkan bagi dirinya, maka tidak akan bertindak.
Kelima, politisi yang berbuadaya instan. Ingin memperoleh sesuatu secara cepat, seperti halnya dengan melakukan money politic .
Tentunya masih banyak kriteria lain, namun Setidaknya kelima kriteria tersebut dapat menuntun masyarakat dalam menilai apakah seorang layak disebut sebagai politisi busuk. Harapannya masyarakat menjadi lebih cerdas, dalam menentukan pilihannya didalam pemilu mendatang.
Ketika ternyata terindikasi pemilu hanya diisi oleh para politisi busuk, maka masyarakat pun secara cerdas berhak untuk menyatakan dirinya golput, sebagai sebuah konsekuensi yang logis.
0 Komentar