Kondisi ekonomi dan inflasi di Zimbabwe cukup parah. Saat ini, Zimbabwe sedang bersiap untuk melakukan pemilu dalam waktu dekat, meskipun anggaran negara ini di awal tahun hanya tersisa US$ 217 atau sekitar Rp 2,06 juta. Apa harapan warga Zimbabwe dari pemilu?
Obert Murinda, seorang warga negara Zimbabwe yang tinggal di ibukota Harare mengatakan, dirinya menginginkan pekerjaan dan kedamaian. "Pekerjaan dan kedamaian. Ini dua hal yang saya harapkan dari pemilu," ujar pria berumur 38 tahun yang berprofesi sebagai penjual suku cadang HP dan DVD seperti dikutip dari AFP, Rabu (31/7/2013).
"Doa saya agar ada perdamaian setelah pemilu, dan ekonomi berlangsung dengan normal lagi. Kami ingin bekerja untuk keluarga dan tidak mau berperang," ujar Murinda.
Saat ini, Zimbabwe dipimpin oleh Presiden Robert Mugabe, yang berkuasa selama 33 tahun. Lalu kondisi perekonomian terus-terusan jatuh, dan 8 tahun terakhir kondisi ekonomi cukup parah.
Inflasi di Zimbabwe pernah menyentuh 231 juta persen, dan pengangguran berada di tingkat 94%. Kondisi inflasi ini membuat warga Zimbabwe yang bekerja tidak bisa merasakan gaji mereka. Karena harga-harga sangat tinggi dan stok barang di toko-toko sangat langka.
Saat Zimbabwe tertimpa krisis ekonomi di 2007, Murinda merupakan satu dari jutaan warga yang kehilangan pekerjaannya. Murinda tak bisa lagi mencari pekerjaan, meski memegang gelar diploma dan 6 thaun pengalaman kerja.
Banyak sarjana mnganggur di negara ini, bahkan menjadi pedagang informal. Karena itu warga Zimbabwe berharap banyak dari pemilu yang dilakukan.
Tingginya inflasi di Zimbabwe membuat negara ini pernah melakukan redenominasi mata uang, dengan menyederhanakan uang 10 miliar dolar Zimbabwe menjadi 1 dolar Zimbabwe atau menghilangkan 10 angka nol.
Awal tahun ini, pemerintah Zimbabwe menyatakan simpanannya di bank hanya tersisa US$ 217 atau sekitar Rp 2,06 juta (Rp 9.500/US$). Negara miskin ini tak bisa menggelar pemilu presiden dan parlemen tahun ini.
Pemerintah Afrika Selatan telah menyetujui pinjaman US$ 100 juta untuk mendukung Zimbabwe. Kondisi perekonomian Zimbabwe memang terus terpuruk karena inflasi super tinggi yaitu 231.000.000% yang sempat terjadi.
Pada Maret lalu, pemerintah Zimbabwe menyatakan berhasil meraup pendapatan US$ 241 juta, di bawah target US$ 301 juta. Namun impor yang dilakukan tinggi yaitu US$ 1,7 miliar, dibanding ekspor yang hanya US$ 689 juta.
Pada Januari dan Februari, Zimbabwe tidak memperoleh pendapatan dari tambang berlian, dan di Maret pendapatan dari berlian hanya US$ 5 juta.
Anggaran pemerintah Zimbabwe untuk tahun ini ditargetkan US$ 3,8 miliar (Rp 36,1 triliun), sedangkan ekonomi diprediksi tumbuh 5%. Negara kaya aneka bahan tambang ini sekarang memakai mata uang US$ dan rand Afrika Selatan.
Sumber:
http://finance.detik.com/read/2013/07/31/104615/2319787/4/2/kisah-hidup-di-negara-dengan-inflasi-231000000
0 Komentar