KAMI PUN TAK BISA TIDUR


Entah apa yang terjadi bila harga minyak mentah dunia naik menjadi 200 dollar Amerika Serikat per barrel seperti diprediksi Presiden OPEC Chabib Kelil. Tentu hal tersebut akan berdampak pada kenaikan yang luar biasa pada harga BBM dalam negeri.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saja sewaktu membuat kebijakan menaikkan harga BBM akhir tahun 2005 membuat dirinya kesulitan tidur berminggu-minggu. Apalagi jika kenaikan harga BBM kembali terjadi dengan kenaikan yang cukup besar, tentunya bukan lagi presiden yang kesulitan tidur melainkan juga seluruh rakyat Indonesia. Ya, karena memikirkan beban hidup yang semakin bertambah.
Hal ini wajar karena BBM saat ini menjadi sentral kehidupan. Hampir setiap aktivitas kehidupan berhubungan dengan BBM. Kenaikan BBM akan berakibat pada kenaikan berbagai barang-barang kebutuhan lain. Sehingga, dalam mengambil kebijakan untuk menaikkan atau tidak harga BBM menjadi sebuah langkah pelik yang penuh dengan risiko. Krisis energi yang saat ini melanda dunia berdampak pada melambungnya harga minyak mentah dunia. Bahkan, menurut Presiden OPEC Chabib Kelil, kenaikan akan menembus angka 200 dollar AS per barrel. Padahal, dengan harga yang ada saat ini berkisar di angka 95 dollar AS per barrel dalam APBN 2008 saja sudah membuat “kelimpungan” Pemerintah Indonesia.

Akibatnya pemerintah pun harus menaikkan harga BBM. Hal yang tentu akan dihindari pemerintah mengingat kebijakan tersebut merupakan kebijakan yang tidak populis. Selain itu, kebijakan menaikkan harga BBM hanya akan meningkatkan jumlah penduduk miskin dan kontra produktif dengan misi pemerintah yang menginginkan penurunan angka kemiskinan menjadi 8,2 persen. Jalan terakhir sekaligus sebagai senjata andalan pemerintah selama ini adalah subsidi BBM. Dengan subsidi, beban masyarakat akan terkurangi. Namun, jikalau kenaikan benar-benar menembus angka 200 dollar AS, subsidi adalah mission impossible. Terlalu besar anggaran pemerintah yang harus dikeluarkan guna menyubsidi kenaikan tersebut, yang berimplikasi pada ketidaksehatan dan membengkaknya APBN.

Oleh karena itu, diperlukan solusi bersama guna mengatasi kenaikan harga minyak mentah dunia. Sebagai alternatif adalah dengan swasembada energi sehingga kebutuhan akan energi dalam negeri dapat terpenuhi tanpa harus mengorbankan rakyat. Langkahnya dengan kembali melihat potensi kekayaan sumber daya yang dimiliki bangsa Indonesia, mulai dari alam, tenaga kerja, modal, maupun kewirausahaan. Swasembada energi dapat dilakukan melalui melirik kembali kemungkinan pengembangan nuklir. Karena dengan nuklir akan mampu memenuhi kebutuhan energi masyarakat dalam skala besar, sebagaimana kebijakan ini juga dilakukan oleh negara-negara maju di dunia.

Selain itu, melalui optimalisasi penggunaan energi alternatif. Penemuan dan penelitian mengenai energi alternatif selama ini pemanfaatannya belum optimal. Padahal, apabila hasil-hasil penemuan tersebut diaplikasikan dan dimanfaatkan akan mengurangi ketergantungan terhadap BBM. Selain itu, energi alternatif lebih ramah lingkungan dan di Indonesia ketersediaan sumber dayanya melimpah.

Terakhir sebagaimana pesan Presiden SBY tampaknya budaya hemat perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan budaya hemat, setidaknya akan mampu mengurangi beban penggunaan energi. Samrin Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang


Posting Komentar

0 Komentar